jump to navigation

True Love ?? October 7, 2012

Posted by tintabiru in Serbaneka.
trackback

Tulisan: Agung Webe | 07 October 2012 | kompasiana.com

Saya memanggilnya Dina. Ketika ia bercerita kepada saya, saat itu umurnya 37 tahun, punya suami dan satu orang anak. Suaminya berumur 40 tahun termasuk gagah dan juga nggak malu-maluin kalo ‘ditenteng’ jalan.
Dina mempunyai pekerjaan tetap, begitu pula suaminya. Artinya mereka punya penghasilan yang termasuk mapan untuk menjalankan kehidupan keluarganya. Dina termasuk wanita yang setia menjaga cinta keluarganya. Dalam kamus hidupnya, cinta Dina hanya untuk suaminya dan sama sekali tidak berpikir untuk singgah ke pelukan pria lain.

Di perusahaan suami Dina, ada seorang komisaris yang berpengaruh dan dia akrab dengan suami Dina. Sang komisaris yang sering dipanggil om Dedi yang berumur 63 tahun akrab dengan suami Dina dan sering mengajak suami Dina untuk ngobrol ngopi-ngopi. Dalam obrolan santai disertai minum kopi ini sesekali Dina menemani mereka.
Om Dedi akhirnya tidak hanya akrab dengan suami Dina, namun juga akrab dengan Dina juga. Hubungan om Dedy yang berumur 63 tahun dengan suami Dina yang berumur 40 tahun dan Dina yang berumur 37 tahun memang layaknya bapak dan anak-anaknya. Om Dedi sangat mengayomi dan melindungi mereka. Tentu saja om Dedy yang berumur 63 tahun ini sudah mempunyai anak dan sudah mempunyai cucu.

Om Dedy kini sudah bukan merupakan orang asing lagi bagi Dina, yang akhirnya Dina sendiri akrab seperti ayahnya sendiri. Dina mulai terbiasa bertemu dengan om Dedy tanpa ditemani suaminya. Pertemuan itu berlangsung semakin sering dan memang dibuat sangat wajar tanpa sembunyi-sembunyi.
Dina bilang kepada saya, “mas Webe, saya sayang sama om Dedy. Entah kenapa rasa sayang saya ke om Dedy lebih dalam daripada rasa sayang saya kepada suami saya. Saya mulai sering kangen sama om Dedy. Dan begitu pula Om Dedy.”

Dina yang berusia 37 tahun mulai mempunyai rasa sayang kepada Om Dedy yang berusia 63 tahun.
Om Dedy juga menunjukkan rasa sayangnya kepada Dina. Ia mulai memberikan materi-materi berupa hadiah-hadiah, walupun itu selalu dengan alasan diberikan kepada suami Dina. Rasa sayang Dina semakin dalam, begitu juga om Dedy.

“Mas Webe, saya juga akhirnya melakukan sex dengan om Dedy”, begitu kata Dina kepada saya.
“Saya lakukan itu karena saya sangat sayang melebihi suami saya sendiri. Saya sadar bahwa dia sudah berumur 63 tahun. Sudah kakek. Tapi saya sayang sekali sama dia. Dan mas Webe, dengan dia saya bisa mencapai orgasme yang sebelumnya bila itu saya lakukan sama suami, saya tidak pernah mencapainya. Saya sudah menikah dengan suami saya selama 12 tahun, dan selama itu sex yang kami lakukan tidak seperti rasa sex ini. Ini benar-benar dengan perasaan yang dalam.”
Saya bertanya, “Apakah om Dedy mempunyai rasa yang sama?”
“Ya. Dia bilang begitu. Bahwa dia menemukan saya dan punya rasa sayang ini yang sebelumnya dia tidak punya, walaupun itu kepada istrinya. Banyak hal dalam sex yang baru pertama kali ini kami lakukan. Saya sebelumnya tidak pernah lakukan ini dengan suami, dan om Dedy juga tidak pernah melakukannya dengan istrinya.”
“Apa itu?”
“Kami bisa melakukannya dimana saja, bahkan di mobil, dan om Dedy yang berumur 63 tahun itu dapat melakukannya 3 kali bila kami bertemu dalam hari itu.”

Dina memang larut dalam cintanya kepada Om Dedy. Sementara Suaminya masih tetap akrab, dan mereka sesekali masih nongkrong bertiga. Mereka bertiga akrab walaupun suaminya tidak tahu bahwa Dina sudah sering tidur bersama om Dedy. Mungkin pikir suaminya adalah, mana mungkin istri saya yang berumur 37 tahun mau tidur dengan kakek yang sudah berumur 63 tahun?

Namun inilah kenyataan yang terjadi. Dina yang sebelumnya juga menganggap bahwa om Dedy itu adalah bapaknya, sosok orang tua yang sudah putih rambutnya, keriput kulitnya, namun apa daya ketika cinta membutakan semua hal yang dilihat dan dihindarinya? Dina tidak lagi melihat sosok om Dedy adalah kakek yang berumur 63 tahun, namun ia melihat cinta didalamnya. Cinta Dina maupun om Dedy membongkar batas umur yang ada.
Sampai kini, Dina dan Om Dedy masih sering bertemu untuk meluapkan cinta mereka dalam gairah yang kata mereka tidak pernah ia temui dalam perkawinan mereka masing-masing sebelumnya. Bahkan rasa sayang dan cinta yang mereka punyai juga merupakan rasa yang sebelumnya tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.

Dina bertanya pada saya yang sampai sekarang belum bisa saya jawab, “Mas Webe, apakah ini yang namanya cinta sejati?”

Comments»

No comments yet — be the first.

Leave a comment